Apa sih Gender itu?

genderSebagai sebuah lembaga dengan mainstream utama tentang isu gender patutlah untuk mengetahui dasar dari sebuah isu dan istilah tersebut. Dalam perkembangannya, isu gender juga memiliki turunan pengetahuan dan aplikasi yang lebih luas. Oleh sebab itu, sebelum berbincang banyak hal tentang gender dan turunannya, selaykanya mengetahui terlebih dahulu makna gender. Berikut ini merupakan beberapa definisi gender yang dikutip dari berbagai tokoh dan perspektif.

Menurut Mansour Fakih, kata gender dalam Bahasa Indonesia dipinjam dari Bahasa Inggris. Untuk memahami gender, kata gender harus dibedakan dengan seks. Konsep gender merupakan sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya wanita lemah lembut, telaten, keibuan dan laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Dimana, ciri dari sifat tersebut dapat dipertukarkan. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat lainnya. Misalnya, saja zama dahulu di suku tertentu, perempuan lebih kuat dari laki-laki, tapi di zaman lainnya dan di tempat yang berebeda laki-laki yang lebih kuat dari perempuan. Semua hal yang dpt dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki yg bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat  lainnya, maupun berbeda dari satu kelas ke kelas lainnya itulah yang dikenal dengan konsep gender. Dimana pembentukkan perbedaan-perbedaan gender ini dikarenakan banyak hal diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial dan kultural melalui ajaran agama maupun Negara. Proses yang panjang tersebut akhirnya dianggap sebagai ketentuan Tuhan, seolah-olah bersifat biologis yang tidak dpt dipertukarkan, sehingga perbedaan gender  dipahami sebagai kodrat laki-laki dan perempuan. (Sumber: Fakih, Mansour. 2008. Analisis Gender Dan Transformasi. Yogyakarta: Insist Press)

Menurut Ann Oakley, gender berarti perbedaan yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan. Gender juga merujuk pada perbedaan perilaku (behavioral differences) antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial, yakni perbedaan yang bukan kodrat atau bukan ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan kultural yang pnjang. (Sumber: Oakley, Ann. 1972. Gender, Seks dan Society. Bringhamton New York: Yale University Press)

Menurut Najlah Naqiyah, gender  berasal dari kata bahasa inggris yang berarti jenis kelamin. Selain istilah gender, juga dikenal dengan istilah seks yang juga berarti jenis kelamin. Perbedaanya terletak pada pemakaian kata seks untuk pengertian biologis, Sedangkan istilah gender dipakai untuk pengertian jenis kelamin secara nonbiologis, yaitu secara sosiologis dimana perempuan direkonstruksikan sebagai manusia yang lemah lembut. Sedangkan laki-laki sebagai makhluk yang perkasa (gender stereotype). Perempuan sebagai ibu rumah tangga, sedangkan laki-laki kepala keluarga (gender norm). Perempuan sebagai pengelola rumah tangga, memasak, mencuci, sedangkan laki-laki sebagai pencari nafkah (gender role).  Perempuan sebagai buruh sementara laki-laki sebagai majikan (gender division of labour), suami dapat memukul istri dengan alasan pendidikan (kekerasan atas gender) dan suami harus memimpin istri (subordinatif). (Sumber: Naqiyah, Najlah. 2005. Otonomi Perempuan. Malang: Bayumedia Publishing)

Menurut Hillary M. Lips gender merupakan harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. (Sumber: Hillary M. Lips. Sex and Gender: An Introduction. London: Mayfield Publish Company)

Menurut Sadli dan Patmonodewo, gender dapat dimakanai sebagai pembedaan yang bersifat non kodrati, tidak kekal, sangat mungkin berubah dan berbeda-beda berdasarkan ruang dan waktu bagi wanita dan laki-laki. Perbedaan non-kodrati tersebut bersifat relative, tidak berlaku umum, perannya bisa berubah dan bisa dipertukarkan. (Sumber: Sumbulah, Umu. 2008. Demokrasi dan Gender. Program Sekolah Demokrasi bekerjasama dengan Averroes Press)

Menurut Kamus Webster (Victoria Neufeld (Ed.)), gender adalah pebedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan yang dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. (Sumber: Victoria Neufeld (Ed.). 1984. Webster New World Dictionary: The Apparent Disparity Between Man and Woman in Values and Behaviour. New York: Webster New World Cleveland.

Menurut Faimah Mernissi yang mengamati perkembangan gender dari perspektif agama Islam, mengartikan gender sebagai perbedaan di antara wanita dan lelaki mana secara sosialnya dan budayanya di bentuk melalui perubahan masa. Perbedaan ini akan memberi dampak kepada peranan, tanggungjawab, jangkauan dan potensi (kemampuan) terhadap sumber, kekayaan peluang, keperluan, persepsi dan lain-lain yang di pegang oleh wanita dan lelaki. Jadi, gender bukannya sesuatu yang berpihak hanya kepada wanita tetapi merupakan pertimbangan bagi kedua-dua jenis kelamin, yaitu lelaki dan wanita serta adanya hubungan yang saling berkaitan di antara kebergantungannya. (Sumber: Mernissi, Fatimah. 1991. The Veil and Male Elite: A Feminist Interpretation of Women’s Right in Islam)

Menurut Ella Yulaelawati, gender dapat diartikan sebagai identitas jenis kelamin terutama yang berhubungan dengan masyarakat atau budaya. Dalam kondisi yang terjadi di masyarakat, laki-laki dan perempuan dapat saling mempertukarkan perannya untuk menjadi laki-laki atau perempuan dan sebaliknya. Dalam hal ini, gender juga merujuk pada  hubungan sosial atau peran dan tanggungjawab dari pria dan wanita  harapan-harapan tertentu tentang karakteristik atau ciri-cirinya yang dapat dipelajari, diubah dan diragamkan dalam budaya masyarakat. (Sumber: Yulaelawati, Ella. 2008. Konsep Gender Dalam Bidang Pendidikan Masyarakat. Batu: Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional)

Menurut Elaine Showaltr, gender dapat dimaknai sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar pembedaan antaralaki-laki dan perempuan dari konstruk budaya. Tapi sebagi konsep analisis yang dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu. (Sumber: Showaltr, Elaine (Ed). 1989. Speaking of Gender. New York and London: Routledge)

Menurut Susiloningsih dan Agus M. Najib mendefinisikan gender pada perbedaan karakter laki-laki dan perempuan berdasarkan konstruksi sosial budaya, yang berkaitan dengan sifat status, posisi, dan perannya dalam masyarakat serta terjadinya perbedaan gender yang dikonstruksi secara sosial-kultural. (Sumber: Susiloningsih, dan Agus M. Najib. 2004. Kesetaraan Gender di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga)

Menurut H. T. Wilson, gender adalah suatu dasar untuk menentukan perbedaan sumbangan laki-laki dan perempuan pada kebudayaan dan kehidupan kolektif yang sebaigai akibatnya mereka menjadi laki-laki dan perempuan. (Sumber: Wilson, H. T. 1989. Sex and Gender: Making Cultural Sense Of Civilization. Leiden, New York, Kobenhavn, Koln: E. J. Brill)

Menurut Linda L. Lindsey seorang pakar feminisme, gender dapat dimaknai sebagai semua ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai laki-laki dan peempuan. (Sumber: Linda L. Lindsey. 1990. Gender Roles: A Sociological Perspektif. New Jersey: Prentice Hall)

Menurut Dede Wiliam dan de Vries, gender sama sekali berbeda dengan pengertian jenis kelamin. Gender bukan jenis kelamin. Gender bukanlah perempuan ataupun laki-laki. Gender hanya memuat perbedaan fungsi dan peran sosial laki-laki danperempuan, yang terbentuk oleh lingkungan tempat kita berada. Gender tercipta melalui proses sosial budaya yang panjang dalam suatu lingkup masyarakat tertentu, sehingga dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Gender juga berubah dari waktu ke waktu sehingga bisa berlainan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contohnya, di masa lalu perempuan yang memakai celana panjang dianggap tidak pantas sedangkan saat ini banyak sekali. Gender adalah peran yang diciptakan masyarakat bagi lelaki dan perempuan. Peran gender terbentuk melalui berbagai sistem nilai termasuk nilai-nilai adat, pendidikan, agama, politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Sebagai hasil bentukan sosial, tentunya peran Gender bisa berubah-ubah dalam waktu, kondisi dan tempat yang berbeda sehingga sangat mungkin dipertukarkan diantara laki-laki dan perempuan. (Sumber: Wiliam, Dede dan de Vries. 2006. “Collective Action to Secure Property Rights for the Poor: Avoiding Elite Capture of Natural Resource Benefits and Governance Systems” dalam buku Gender Bukan Tabu Catatan Perjalanan Fasilitasi Kelompok Perempuan di Jambi. Bogor: Center for International Forestry Research (CIFOR).

Oleh : Fitria Sari

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *